Ada
sebagian guru yang masih mengajar menggunakan metode tradisional. Metode
seperti itu kurang efektif dalam proses pembelajaran. Hal itu terjadi karena
guru terlalu banyak berceramah, tanpa melibatkan peserta didik untuk aktif
dalam pembelajaran. Seringkali, guru memposisikan peserta didik sebagai suatu
benda atau obyek. Dengan demikian, guru seakan menuntut peserta didik menjadi
seperti keinginannya. Guru merasa dirinya berkuasa atas ilmu yang dimilikinya,
yang seakan-akan menggurui peserta didiknya sesuai dengan keinginannya. Hal tersebut menjadikan kesan sombong dan
sedikit bersifat arogan terhadap guru. Pada dasarnya, apabila guru yang seakan
mampu melakukan perubahan terhadap peserta didiknya, maka proses pembelajaran
dalam kelas juga hanya akan ada proses pengaturan saja yang dilakukan oleh
guru. Tindakan guru dalam pembelajaran yang hanya memberi, menyampaikan, mengemas
materi serta hanya ada proses pengaturan
itulah yang disebut dengan pembelajaran tradisional.
Andaikan
diibaratkan, ilmu seorang guru itu hanya salah satu dari milyaran ilmu yang
ada. Fungsi seorang guru bagi peserta didik tidak hanya sekedar menyampaikan
ataupun memberikan pengetahuan, melainkan sebagai fasilisator. Jadi, peran guru
yang paling utama adalah sebagai fasilitator dan sarana bagi peserta didik
untuk belajar, baik dalam belajar mandiri maupun kelompok. Terkait dengan model
paling efektif ataupun metode pembelajaran yang paling bagus, belum tentu
menjamin peserta didik akan memahami materi. Tentunya, guru tidak hanya terpaku
dengan menggunakan satu metode, tetapi harus menggunakan metode yang bervariasi
supaya pembelajaran tidak membosankan dan menarik perhatian peserta didik.
Oleh karena itu, perlu adanya perbaikan
pembelajaran yang lebih baik menuju pembelajaran yang inovatif. Tentunya hal
tersebut tidak mudah, karena pada dasarnya pembelajaran yang tradisional sudah
melekat pada persepsi guru, bahkan sudah membudaya. Untuk mencapai pembelajaran
inovatif harus melalui perubahan yang mendasar, mengenai pemahaman maupun
pengetahuan. Factor pendukung lainnya meliputi “will” berupa niat, semangat dan
senang ,” knowledge”, dan “attitude”.
Matematika itu adalah dirimu, rasa
senang itu tidak boleh dipaksakan, kecuali dengan keikhlasan dirinya sendiri. Guru
mendampingi peserta didik sebagai upaya membantu mencapai perwujudan dirinya
atau self realization sesuai dengan
kemampuan dasar dan keunikannya.
No comments:
Post a Comment