Setelah
membaca artikel yang berjudul ” Forum Tanya Jawab 63: Bagaimana Siswa Bisa Menentukan
Kurikulum? ” , banyak pengetahuan-pengetahuan baru yang
sebelumnya tidak saya mengerti dengan jelas. Dari artikel tersebut, saya mempunyai
pandangan baru terkait dengan kurikulum. Sebelumnya saya memang mengetahui tentang kurikulum itu sebagai suatu rancangan
implementasi pendidikan yang disusun oleh pemerintah melalui para pakarnya.
Namun setelah membaca artikel diatas, saya menjadi tahu bahwa persepsi dan
pemahaman tentang kurikulum yang berlaku di Negara kita itu berbeda dengan
Negara lain, khususnya Inggris yang menjadi pembanding dalam artikel itu.
System pendidikan yang ada di Inggris tenyata terdapat perbedaan persepsi dan
konteks tantang hakekat kurikulum serta hakekat pembelajaran dengan Negara
kita. Salah satu perbedaan tersebut terletak pada makna kurikulum yang hampir
menyerupai RPP atau kurikulum tingkat sekolah dan menjadi urusan sekolah
masing-masing. Dalam menentukan kurikulum, siswa ikut berperan dalam
pengembangan hal itu. Namun, sebelum diadakan pengembangan kurikulum yang
disertai ddengan adanya peran siswa, dilakukan semacam need assessment pada
siswa yang menggambarkan kebutuhan siswa disekolah, yang disertai dengan
portofolio. Saya sangat tertarik dengan system pembelajaran yang ada di
Inggris. Seharusnya hal itu menjadi cerminan bagi Negara kita untuk memajukan
kualitas pendidikan di Negara kita. Guru di Inggris sangat berperan sebagai
fasilitator yang melayani kebutuhan siswa dalam belajar. Guru berusaha
mempersiapkan dan menciptakan suasana belajar sesuai dengan permintaan
siswa-siswa. Secara keseluruhan, pembelajaran yang ada di Inggris menganut
model pembelajaran yang berpusat pada siswa-siswa. Hal lain yang yang penting
adalah Guru juga mempunyai tugas untuk mengembangkan lembar kerja siswa. Selain
itu, siswa juga diberikan waktu untuk berdiskusi dalam rangka mengembangkan
kemampuan dan kecerdasan olah pikir siswa terhadap materi yang diajarkan. Dalam
hal ini, siswa hendaknya menemukan pola terhadap pembelajaran matematika,
sehingga siswa dapat memecahkan persoalan-persoalan dengan cara sendiri.
Sehingga siswa benar-benar dapat menggali dan mengeksplor kemampuan yang ada pada diri individu
masing-masing. Hal umum yang menjadi pembeda adalah prinsip utama dalam
pembelajaran di Inggris menganut paradigma bahwa waktu, siswa, mempelajari matematika,
kecepatan dan kemampuan yang berbeda, dengan hasil yang boleh berbeda pula.
Sedangkan pembelajaran di Indonesia menganut paradigm bahwa waktu, dituntut
mempelajari matematika yang sama, namun siswa berbeda-beda, dengan hasil sama
seperti yang dipikirkan oleh gurunya"
No comments:
Post a Comment