TANYA JAWAB 28 FEBRUARI 2013
Dalam
mempersiapkan pembelajaran matematika, terdapat dua kategori yang utama, yaitu
persiapan umum dan persiapan khusus. Persiapan umum meliputi kajian,
penyesuaian paradigma, teori pendidikan, pembelajaran matematika dan
implementasinya. Sedangkan dalam persiapan khusus, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, seperti struktur pembelajaran, skema pencapaian, skema interaksi
dan skema variasi metode. Salah satu factor yang menentukan terhadap proses
pembelajaran adalah skema variasi metode. Guru dituntut untuk tidak hanya
terpaku dalam satu metode saja, tetapi harus menerapkan metode yang bervariasi.
Skema variasi metode dalam pembelajaran khusus tersebut meliputi metode
deduktif dan metode induktif.
Secara
garis besar, setiap orang memiliki cara berfikir yang deduktif dan induktif.
Dalam matematika murni atau matematika formal/aksiomatik, ada beberapa tahapan
dalam menemukan atau memecahkan persoalan. Hal yang pertama dilakukan adalah
menetapkan definisi. Selanjutnya, membuat aksioma yang kemudian menjadi
teorema. Dengan teorema-teorema baru tersebut, persoalan atau masalah akan
dapat dipecahkan. Suatu pemahaman dalam kehidupan sehari-hari bisa disebut
sebagai deduksi dan kegiatan menyimpulkan dapat disebut sebagai induksi. Tidak
semua teori dalam matematika bersifat deduksi maupun induksi saja. Namun, kedua
metode induksi dan metode deduksi saling beriringan dan bersinergi.
Pembelajaran
yang inovatif tidak akan pernah menyalahkan suatu keadaan tertentu. Persoalan
dalam pembelajaran matematika ada pada guru itu sendiri. Perbedaan kemampuan/ kecerdasan , psikologi,
dan kepribadian siswa menjadi suatu tantangan bagi seorang guru dalam proses
pembelajaran. Hendaknya guru mempunyai suatu cara tersendiri untuk mendorong
siswa supaya melakukan kegiatan belajar dengan keinginannya sendiri. Salah satu
criteria pembelajaran yang inovatif adalah dengan pengembangan metode yang bervariasi, seperti buku text,
internet atau blog, ICT, dan lain-lain. Namun, metode diskusi yang diterapkan
guru dalam pembelajaran matematika masih belum sesuai dengan teori yang tepat.
Dunia
pendidikan tidak akan terlepas dengan system pendidikan dalam kebijakan
pemerintah. Sebagai seorang guru tentunya harus bisa menjalankan tugasnya
sesuai dengan aturan. Seorang guru yang ditugaskan mengajar siswa dikelas,
itulah kesempatan emas untuk mewujudkan menjadi guru yang hakiki. Tentunya, guru juga bisa menjadi guru yang
hakiki, dengan harapan siswa-siswanya hakiki sehingga tercipta pembelajaran
yang hakiki pula. Dengan demikian, terwujudlah pembelajaran yang inovatif.
Komunikasi dalam pembelajaran yang baik meliputi material, formal, normative,
dan spiritual. Usaha untuk mengembangkan metode harus mempunyai sifat yang
koherensi dan korespondensi( mencocokan dengan kenyataan).
Pengembangan
intuisi terhadap siswa SD sangatlah penting. Intuisi merupakan pemahaman atau
pengetahuan yang tidak bisa dijelaskan atau didefinisikan. Intuisi dapat berupa
intuisi kata, pikiran, tindakan, dan hati. Jika seseorang melakukan tindakan
benar, maka akan memunculkan intuisi tindakan yang benar. Jika kita berpikir
dengan benar, maka akan muncul intuisi pikiran yang benar pula. Suatu intuisi
diperoleh dari suatu interaksi dalam lingkungannya. Siswa akan mendapatkan pemahaman yang baik
ketika menerapkan komunikasi yang meliputi material, formal, normative, dan
spiritual. Suatu contoh yang diberikan pada siswa merupakan suatu definisi.
Sehingga, dalam ralistik matematika digolongkan menjadi empat, yaitu matematika
kongkrit, matematika model kongkrit, matematika model formal, dan matematika
formal. Model berpikir yang baik
meliputi hakikat, metode atau cara, dan etika.
Menurut
Immanuel Kant, matematika akan menjadi ilmu jika dia bersifat sintetik apriori.
Maksud dari pernyataan diatas, ilmu itu terdiri dari dua unsure, yaitu pikiran
dan pengalaman. Apabila yang ada hanya logika saja maka disebut apriori, logika
merupakan suatu pikiran yang belum terjadi. Sedangkan pengalaman saja disebut
aposteriori/ sintetik. Sintetik adalah pengalaman-pengalaman. Supaya ilmu atau
pengetahuan yang kita miliki kokoh, maka pengalaman dan logika harus
dikombinasikan, yang sering disebut dengan sintetik apriori.
No comments:
Post a Comment