Sunday 2 June 2013

“Strategi 3M untuk Menumbuhkan Minat Membaca Siswa SD”


Oleh Tim kkn-ppl PGSD SD N 1 Sedayu 2013

A.    Latar Belakang Masalah
Sekolah Dasar sebagai bagian dari pendidikan dasar 9 tahun merupakan lembaga pendidikan pertama yang menekankan siswa belajar membaca, menulis dan berhitung. Kecapakan ini merupakan landasan, wahana,dan syarat mutlak bagi siswa untuk belajar menggali dan menimba ilmu pengetahuan lebih lanjut. Tanpa penguasaan tersebut bagi siswa akan mengalami kesulitan menguasai ilmu pengetahuan (Depdikbud, 1991/1992:11). Membaca merupakan keterampilan berbahasa yang berhubungan denganketerampilan berbahasa yang lain.
Pada usia 8 tahun, anak membaca penuh dengan semangat terutama tentang cerita-cerita khayalan. Sehingga anak-anak menyukai buku tentang petualang, sejarah, cerita binatang. Pada usia 10-12 tahun perhatian membaca pada puncaknya. Dengan membaca inilah anak memperkaya pembendaharaan kata dan tata bahasa sebagai bekal untuk berbicara dan berkomunikasi dengan orang lain. (Rita Eka Izzaty, dkk, 2008:109)
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pada usia sekolah dasar (7-12 tahun) anak harus dioptimalkan untuk menyukai atau memiliki minat pada membaca karena pada tahap usia tersebut perhatian membaca anak mencapai titik puncak.
Untuk meningkatkan minat baca siswa, guru perlu secara terus-menerus memberikan motivasi kepada mereka. Perlu dibangun sistem belajar yang kondusif, optimalisasi fungsi perpustakaan beserta sarana internet, dan sejumlah kegiatan yang merangsang siswa agar lebih berminat dalam membaca serta lebih berkompetisi dalam belajar. Sekolah perlu memberikan penghargaan secara periodik bagi para siswa yang dianggap telah berprestasi dalam hal tersebut.
Akan tetapi, pada kenyataan di lapangan banyak ditemui anak-anak yang memiliki minat baca yang rendah. Setelah dilakukan wawancara kepada anak-anak tersebut, mereka cenderung memberikan pendapat bahwa karena membaca merupakan hal yang membosankan. Sekolah hanya menyediakan perpustakaan yang penuh dengan bahan bacaan namun kurang memberikan motivasi secara individu kepada siswa untuk rajin membaca. Sehingga mayoritas anak hanya mau membaca buku-buku pelajaran yang ia gunakan saja.
Melihat hal tersebut, penulis memiliki gagasan untuk menumbuhkan minat membaca anak dengan strategi 3M (Menyimak, Membaca, dan Mendogeng). Strategi ini merupakan inovasi dari empat aspek kebahasaan (menyimak, membaca, menulis, dan berbicara). Sehingga selain untuk menumbuhkan minat baca, sekaligus meningkatkan empat aspek kebahasaan siswa. Strategi 3M juga disertai dengan penggunaan media wayang dan rumah pintar serta optimalisasi penggunaan perpustakaan.

B.     Landasan Teori
1.      Pengertian Pendidikan
Pendidikan berasal dari kata didik, mendidik berarti memelihara dan membentuk latihan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991) pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia. Menurut Sugihartono dkk (2007:3) pendidikan adalah usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja untuk mengubah tingkah laku manusia baik secara individu maupun kelompok untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan

2.      Relevansi Strategi 3M sebagai Inovasi Pendidikan
Menurut Udin Sayefudin (2011:16) inovasi pendidikan adalah suatu perubahan yang baru, dan kualitatif berbeda dari hal (yang ada sebelumnya), serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan.
Sesuai dengan contoh dari inovasi pendidikan yang dikemukakan B. Miles (dalam Udin Sayefudin: 2011, 11)dalam Strategi. Strategi adalah tahap-tahap kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan inovasi pendidikan. Kronologis strategi:
a.       Desain
Pada tahap ini  dilakukan perencanaan inovasi. Perencanaan ini berdasarkan observasi dan hasil penilaian terhadap sistem yang sudah ada di SD Negeri 1 Sedayu. Ditemukan bahwa sedikit siswa yang berminat membaca buku di perpustakaan. Sehingga peneliti merencanakan strategi 3M.
b.      Kesadaran dan perhatian
Potensi ini berasal dari sasaran inovasi (yaitu siswa) bahwa anak usia SD sebenarnya sedang berada pada masa “minat membaca”
c.       Evaluasi
Peneliti menilai bahwa inovasi ini dapat digunakan untuk mencapai tujuan dan dapat dilaksanakan di sekolah dasar. Banyak hal yang mendukung terutama tersedianya perpustakaan yang berisi bermacam-macam buku cerita.
d.      Percobaan
Percobaan ini dilaksanakan selama 1 minggu yaitu dari tanggal 31 Mei 2013 sampai dengan 7 Juni 2013.
Berdasarkan beberapa pendapat dan analisis di atas, Strategi 3M merupakan suatu Inovasi Pendidikan. Hal tersebut sesuai dengan kunci dari inovasi pendidikan adalah merupakan hal yang baru dalam dunia pendidikan yang mengatur kembali penggunaan aspek kebahasaan yang bertujuan untuk menumbuhkan minat membaca anak usia SD.

C.    Rancangan Inovasi
1.      Model
a.       Strategi 3M
Strategi ini diberi nama sebagai strategi 3M karena merupakan singkatan dari Menyimak, Membaca, dan Mendongeng). Lebih rincinya dijelaskan di bawah ini.
1)      Menyimak
Pada tahap pertama ini, siswa menyimak dongeng yang dibawakan guru menggunakan media wayang.
2)      Membaca
Pada tahap kedua, seluruh siswa ditugaskan membaca buku cerita dan menuliskan sinopsisnya pada Rumah Pintar.
3)      Mendongeng
Pada tahap terakhir ini, siswa bertugas sebagai pendongeng sesuai dengan sinopsis yang ia tulis.

b.      Implementasi
Sebelum dimulai, maka guru menerangkan secara singkat tentang kegiatan yang akan dilakukan siswa dalam 3M ini. Setelah itu dilakukan kegiatan seperti di bawah ini.
1)      Menyimak
Guru: memilih sebuah cerita dari buku yang ada di perpustakaan. Guru bertindak sebagai pendongeng dari cerita yang ada di buku. Guru menggunakan media wayang untuk melaksanakan tugas sebagai pendongeng.
Siswa: menyimak cerita yang dibawakan oleh guru. Siswa dan guru bertanya jawab tentang isi cerita yang dibawakan guru.
2)      Membaca
Guru: menugaskan siswa untuk membaca cerita dari buku di perpustakaan dan menuliskan sinopsis dari cerita yang telah dibaca mereka di media rumah pintar.
Siswa: membaca cerita dari buku di perpustakaan dan menuliskan sinopsis dari cerita yang telah dibaca mereka di media rumah pintar.
3)      Mendongeng
Guru: memilih secara acak sebuah sinopsis siswa dari rumah pintar dan meminta siswa yang terpilih untuk menjadi pendongeng menggunakan media wayang.
Siswa: siswa yang terpilih mendongengkan cerita yang telah disinopsisnya di depan teman-temannya. Siswa yang lain memberikan tanggapan.

2.      Media
a.       Wayang
Pembuatan bentuk wayang sesuai dengan penokohan yang ada di cerita. Alat dan bahan yang digunakan adalah kertas samson (kertas berwarna coklat muda), kertas karton, benang kenur, kain.
1)      Cara membuat
a)      Gambar bentuk tokoh wayang yang diinginkan pada kertas samson, buatlah dua gambar dengan sisi yang berbeda.
b)      Tempelkan dengan lem sebuah gambar dari langkah “a” pada karton, setelah lem kering maka gunting sesuai gambar. Untuk tempat yang sulit digunting, gunakan cutter.
c)      Gunting sebuah gambar lagi dari langkah “a” di sisi karton yang belum ada gambarnya.
d)     Beri gambar detail (arsiran, hiasan, dll) pada wayang, atau langsung diberi warna sesuai keinginan, dapat juga diberikan pakaian darikain atau hiasan yang lainnya..
e)      Sambungkan bagian yang bergerak dari wayang : kaki, lengan, belalai. Supaya bagian tersebut tersambung tetapi dapat digerak-gerakkan. Caranya lubangi bagian yang akan disambung lalu ikat menggunakan benang.
f)       Beri gagang : untuk badan wayang, dan bagian yang bergerak. Gagang dapat dibuat dari bambu. Gagang ditempelkan pada wayang dengan cara diikat, gunakan benang kenur untuk melakukannya

2)      Cara menggunakan
Wayang ini digunakan pada saat tahap “Mendongeng” yaitu sebagai tokoh dalam cerita yang dibawakan oleh pendongeng. Caranya adalah dengan menggerakkan lengan, tangan.

b.      Rumah Pintar
Sediakan alat dan bahan:sebuah papan triplek dengan satu sisi berwarna biru, cat warna hijau, cat warna coklat, kuas, sterofom.
1)      Cara membuat
a)      Buatlah bentuk dasar rumah pintar dari papan triplek seperti gambar di bawah ini.










b)      Buat potongan-potongan triplek kecil berukuan panjang 27 cm dan lebar 10 cm sebanyak 8 buah. Dan tempelkan sekat sterofom di bawah berukuran 1,5 cm x 27 cm dan di samping 1,5 cm x 9 cm seperti gambar di bawah ini.
 


sekat sterofom


c)      Tempelkan potongan-potongan triplek kecil sehingga tersusun seperti gambar di bawah ini.
      cat warna hijau
perpaduan hijau  coklat
 

                                                                                                                       
                                                                                                            cat warna coklat



2)      Cara menggunakan
Rumah pintar ini digunakan untuk meletakkan hasil sinopsis siswa. Kertas sinopsis diletakkan pada lubang persegi panjang.





No comments:

Post a Comment