Oleh Tim kkn-ppl PGSD SD N 1 Sedayu 2013
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah
Dasar sebagai bagian dari pendidikan dasar 9 tahun merupakan lembaga pendidikan
pertama yang menekankan siswa belajar membaca, menulis dan berhitung. Kecapakan
ini merupakan landasan, wahana,dan syarat mutlak bagi siswa untuk belajar
menggali dan menimba ilmu pengetahuan lebih lanjut. Tanpa penguasaan tersebut
bagi siswa akan mengalami kesulitan menguasai ilmu pengetahuan (Depdikbud,
1991/1992:11). Membaca merupakan keterampilan berbahasa yang berhubungan
denganketerampilan berbahasa yang lain.
Pada usia 8
tahun, anak membaca penuh dengan semangat terutama tentang cerita-cerita
khayalan. Sehingga anak-anak menyukai buku tentang petualang, sejarah, cerita
binatang. Pada usia 10-12 tahun perhatian membaca pada puncaknya. Dengan
membaca inilah anak memperkaya pembendaharaan kata dan tata bahasa sebagai
bekal untuk berbicara dan berkomunikasi dengan orang lain. (Rita Eka Izzaty,
dkk, 2008:109)
Berdasarkan
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pada usia sekolah dasar (7-12 tahun)
anak harus dioptimalkan untuk menyukai atau memiliki minat pada membaca karena
pada tahap usia tersebut perhatian membaca anak mencapai titik puncak.
Untuk
meningkatkan minat baca siswa, guru perlu secara terus-menerus memberikan
motivasi kepada mereka. Perlu dibangun sistem belajar yang kondusif,
optimalisasi fungsi perpustakaan beserta sarana internet, dan sejumlah kegiatan
yang merangsang siswa agar lebih berminat dalam membaca serta lebih berkompetisi
dalam belajar. Sekolah perlu memberikan penghargaan secara periodik bagi para
siswa yang dianggap telah berprestasi dalam hal tersebut.
Akan
tetapi, pada kenyataan di lapangan banyak ditemui anak-anak yang memiliki minat
baca yang rendah. Setelah dilakukan wawancara kepada anak-anak tersebut, mereka
cenderung memberikan pendapat bahwa karena membaca merupakan hal yang
membosankan. Sekolah hanya menyediakan perpustakaan yang penuh dengan bahan
bacaan namun kurang memberikan motivasi secara individu kepada siswa untuk
rajin membaca. Sehingga mayoritas anak hanya mau membaca buku-buku pelajaran
yang ia gunakan saja.
Melihat
hal tersebut, penulis memiliki gagasan untuk menumbuhkan minat membaca anak
dengan strategi 3M (Menyimak, Membaca, dan Mendogeng). Strategi ini merupakan inovasi
dari empat aspek kebahasaan (menyimak, membaca, menulis, dan berbicara).
Sehingga selain untuk menumbuhkan minat baca, sekaligus meningkatkan empat
aspek kebahasaan siswa. Strategi 3M juga disertai dengan penggunaan media
wayang dan rumah pintar serta optimalisasi penggunaan perpustakaan.
B. Landasan Teori
1. Pengertian
Pendidikan
Pendidikan berasal dari kata didik,
mendidik berarti memelihara dan membentuk latihan. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (1991) pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku
seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia. Menurut
Sugihartono dkk (2007:3) pendidikan adalah usaha yang dilakukan secara sadar
dan sengaja untuk mengubah tingkah laku manusia baik secara individu maupun
kelompok untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan
2. Relevansi
Strategi 3M sebagai Inovasi Pendidikan
Menurut Udin Sayefudin (2011:16)
inovasi pendidikan adalah suatu perubahan yang baru, dan kualitatif berbeda
dari hal (yang ada sebelumnya), serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan
kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan.
Sesuai dengan contoh dari inovasi
pendidikan yang dikemukakan B. Miles (dalam Udin Sayefudin: 2011, 11)dalam
Strategi. Strategi adalah tahap-tahap kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai
tujuan inovasi pendidikan. Kronologis strategi:
a.
Desain
Pada
tahap ini dilakukan perencanaan inovasi.
Perencanaan ini berdasarkan observasi dan hasil penilaian terhadap sistem yang
sudah ada di SD Negeri 1 Sedayu. Ditemukan bahwa sedikit siswa yang berminat
membaca buku di perpustakaan. Sehingga peneliti merencanakan strategi 3M.
b.
Kesadaran dan perhatian
Potensi
ini berasal dari sasaran inovasi (yaitu siswa) bahwa anak usia SD sebenarnya
sedang berada pada masa “minat membaca”
c.
Evaluasi
Peneliti
menilai bahwa inovasi ini dapat digunakan untuk mencapai tujuan dan dapat
dilaksanakan di sekolah dasar. Banyak hal yang mendukung terutama tersedianya
perpustakaan yang berisi bermacam-macam buku cerita.
d.
Percobaan
Percobaan
ini dilaksanakan selama 1 minggu yaitu dari tanggal 31 Mei 2013 sampai dengan 7
Juni 2013.
Berdasarkan beberapa pendapat dan
analisis di atas, Strategi 3M merupakan suatu Inovasi Pendidikan. Hal tersebut
sesuai dengan kunci dari inovasi pendidikan adalah merupakan hal yang baru
dalam dunia pendidikan yang mengatur kembali penggunaan aspek kebahasaan yang
bertujuan untuk menumbuhkan minat membaca anak usia SD.
C. Rancangan Inovasi
1. Model
a.
Strategi 3M
Strategi
ini diberi nama sebagai strategi 3M karena merupakan singkatan dari Menyimak,
Membaca, dan Mendongeng). Lebih rincinya dijelaskan di bawah ini.
1)
Menyimak
Pada
tahap pertama ini, siswa menyimak dongeng yang dibawakan guru menggunakan media
wayang.
2)
Membaca
Pada
tahap kedua, seluruh siswa ditugaskan membaca buku cerita dan menuliskan
sinopsisnya pada Rumah Pintar.
3)
Mendongeng
Pada
tahap terakhir ini, siswa bertugas sebagai pendongeng sesuai dengan sinopsis
yang ia tulis.
b.
Implementasi
Sebelum
dimulai, maka guru menerangkan secara singkat tentang kegiatan yang akan
dilakukan siswa dalam 3M ini. Setelah itu dilakukan kegiatan seperti di bawah
ini.
1)
Menyimak
Guru:
memilih sebuah cerita dari buku yang ada di perpustakaan. Guru bertindak
sebagai pendongeng dari cerita yang ada di buku. Guru menggunakan media wayang
untuk melaksanakan tugas sebagai pendongeng.
Siswa:
menyimak cerita yang dibawakan oleh guru. Siswa dan guru bertanya jawab tentang
isi cerita yang dibawakan guru.
2)
Membaca
Guru:
menugaskan siswa untuk membaca cerita dari buku di perpustakaan dan menuliskan
sinopsis dari cerita yang telah dibaca mereka di media rumah pintar.
Siswa:
membaca cerita dari buku di perpustakaan dan menuliskan sinopsis dari cerita
yang telah dibaca mereka di media rumah pintar.
3)
Mendongeng
Guru: memilih
secara acak sebuah sinopsis siswa dari rumah pintar dan meminta siswa yang
terpilih untuk menjadi pendongeng menggunakan media wayang.
Siswa: siswa
yang terpilih mendongengkan cerita yang telah disinopsisnya di depan
teman-temannya. Siswa yang lain memberikan tanggapan.
2. Media
a.
Wayang
Pembuatan
bentuk wayang sesuai dengan penokohan yang ada di cerita. Alat dan bahan yang
digunakan adalah kertas samson (kertas berwarna coklat muda), kertas karton, benang
kenur, kain.
1)
Cara membuat
a)
Gambar bentuk tokoh wayang yang
diinginkan pada kertas samson, buatlah dua gambar dengan sisi yang berbeda.
b)
Tempelkan dengan lem sebuah gambar dari
langkah “a” pada karton, setelah lem kering maka gunting sesuai gambar. Untuk
tempat yang sulit digunting, gunakan cutter.
c)
Gunting sebuah gambar lagi dari langkah
“a” di sisi karton yang belum ada gambarnya.
d)
Beri gambar detail (arsiran, hiasan,
dll) pada wayang, atau langsung diberi warna sesuai keinginan, dapat juga
diberikan pakaian darikain atau hiasan yang lainnya..
e)
Sambungkan bagian yang bergerak dari
wayang : kaki, lengan, belalai. Supaya bagian tersebut tersambung tetapi dapat digerak-gerakkan.
Caranya lubangi bagian yang akan disambung lalu ikat menggunakan benang.
f)
Beri gagang : untuk badan wayang, dan
bagian yang bergerak. Gagang dapat dibuat dari bambu. Gagang ditempelkan pada
wayang dengan cara diikat, gunakan benang kenur untuk melakukannya
2)
Cara menggunakan
Wayang
ini digunakan pada saat tahap “Mendongeng” yaitu sebagai tokoh dalam cerita
yang dibawakan oleh pendongeng. Caranya adalah dengan menggerakkan lengan,
tangan.
b.
Rumah Pintar
Sediakan
alat dan bahan:sebuah papan triplek dengan satu sisi berwarna biru, cat warna
hijau, cat warna coklat, kuas, sterofom.
1)
Cara membuat
a)
Buatlah
bentuk dasar rumah pintar dari papan triplek seperti gambar di bawah ini.
b)
Buat potongan-potongan triplek kecil
berukuan panjang 27 cm dan lebar 10 cm sebanyak 8 buah. Dan tempelkan sekat
sterofom di bawah berukuran 1,5 cm x 27 cm dan di samping 1,5 cm x 9 cm seperti
gambar di bawah ini.
sekat sterofom
c)
Tempelkan
potongan-potongan triplek kecil sehingga tersusun seperti gambar di bawah ini.
cat warna hijau
cat
warna coklat
2)
Cara menggunakan
Rumah
pintar ini digunakan untuk meletakkan hasil sinopsis siswa. Kertas sinopsis
diletakkan pada lubang persegi panjang.
|
||
Sunday 2 June 2013
“Strategi 3M untuk Menumbuhkan Minat Membaca Siswa SD”
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment