Dari
artikel diatas, banyak sekali manfaat yang dapat kita ambil dari uraian tentang
mengaji jalaliyyah dan jamaliyyah wujud Allah.
Dari segi jalaliyyah-Nya, Allah itu bersifat transenden, yang artinya
berada di luar bayangan-bayangan kita. Oleh karena itu, posisi yang benar dalam memahami sisi
jalaliyyah Allah adalah kita sebagai hamba-Nya (‘abd). Maka seperti kita salat,
kita mengucapkan:”Iyyaka na’budu: Kepada-Mu kami menyembah” (Q.S.
Al-Fatihah:5). Sedangkan wujud Allah, selain dari sisi jalaliyyah-Nya yaitu
wajah yang lain dari Allah yang menunjukkan keindahan-Nya. Allah memang
merupakan suatu Zat yang berbeda dengan mita, namun Dia memperkenalkan diriNya
dengan sifat-sifat baiknya. Ketika kita harus membaca tasbih, berarti kita
harus kita harus meniru Allah dan menyerupai-Nya dalam sifat-sifat-Nya yang
indah, berakhlak dengan akhlak Allah, dan mencoba menyerap sifat-sifat Allah ke
dalam diri kita. Sebagai umat manusia atau khalifah di bumi ini, sudah
sepatutnya kita meneriman amanat dari Allah untuk selalu berbuat kebaikan
terhadap apa yang ada di muka bumi ini.
No comments:
Post a Comment