Sunday 19 May 2013

Refleksi Elegi Pemberontakan Pendidikan Matematika 8: Architectonic Mathematics (1)


Berdasarkan uraian yang berjudul Elegi Pemberontakan Pendidikan Matematika 8: Architectonic Mathematics (1) ini, secara garis besar dapat disimpulkan pendidikan matematika mempunyai beberapa tahapan. Dalam pembelajaran matematika perlu disesuaikan dengan perkembangan kognitif siswa, kemampuan berpikir peserta didik. Salah satunya matematika sebagai formal abstrak. Model matematika ini merupakan model pembelajaran yang diterapkan di perguruan tinggi. Dalam model pembelajaran ini, bertujuan untuk membangun ilmu matematika dan struktur-strukturnya sendiri, walaupun masih dengan bantuan dosen.
Pembelajaran matematika menurut hakekat konstruktivisme adalah membantu siswa untuk membangun konsep-konsep atau prinsip-prinsip matematika dengan kemampuannya sendiri melalui proses internalisasi, sehingga dengan konsep atau prinsip itu akan terbangun kembali transformasi informasi yang diperoleh menjadi konsep atas prinsip baru.
Sedangkan pembelajaran matematika yang sesuai diterapkan pada siswa Sekolah Dasar adalah matematika sekolah. Matematika sekolah adalah matematika yang telah dipilah-pilah dan disesuaikan dengan tahap perkembangan intelektual siswa, serta digunakan sebagai salah satu sarana untuk mengembangkan kemampuan berpikir bagi para siswa. Model matematika sekolah ini mempunyai karakteristik bahwa kemampuan berpikir siswa Sekolah Dasar masih dalam tahap operasional konkrit, maka untuk memahami konsep dan prinsip masih diperlukan pengalaman melalui obyek konkrit.

No comments:

Post a Comment